PUISI SI CERMIN MATA

Merenung aku melihat awan,
Memikir hempasan awan berkepul-kepul,
Kapal dilalui begitu pantas,
Memecah langit membuka bumi.

(12/2/2019, Air Asia)




Beribu-ribu bendera memayungi kami,

Jokowi atau  Prabowo idaman hati,
Demi negeri yang disanjungi,
Ku rela mati demi negara ini.

(13/2/2019 , Pantai Ulee Lhee)



Satu dua tiga hari,

Sampai aku pening sekali,
Hari-hari menghadap Ilalhi,
Iman menurun atau meninggi sekali?

(14/2/2019 , Studio UUI)



Kalau kita sering berbalah-balah,

Bertekak mulut bertelagah,
Apa guna hari-hari musyawarah? ,
Kalau akhirnya tidak mencapai mardhatillah.

(15/2/2019 , Masjid Raya)



Kita semua sama,

Hanya iman berbeza kita,
Usah diasing yang kaya yang misikin,
Mereka juga insan dambakan syurga.

(16/2/2019 , Wisma Nusa Cendana)



Kita satu rumpun,

Walau hanya berbeza dialek,
Namun kita satu rumpun,
Aceh Malaysia asalnya Aceh,
Namanya Melayu nusantara,
Tidak berbeza antara kita.

(17/2/2019 , UIN Ar-Raniry)



Pagi-pagi kita mengejar mimpi,

Mimpi yang ada dan mimpi yang telah pergi,
Menunggu si jantung hati datang ke mari,
Alamat sampai ke tua tidak ke sini-sini.

(18/2/2019, Rumah Penginapan Rektor 3)




Ayahku..
Dia yang mampu merenggut dunia yang kelam dan mengubahnya menjadi terang
Dia yang mampu melawan badai kemarahan dengan senyuman
Dia yang mampu menggenggam bara api yang sangat panas
Ayahku...
Orang yang mampu membuka jendela dunia untuk menyinariku
Orang yang selalu tersenyum ketika aku melangkahkan kaki ke sekolah
Orang yang dapat menahan amarah ketika aku salah
(19/2/2019 , Fakultas Keguruan UIN Ar-Raniry)



Pada mu, ku bercerita
Tentang keresahaan jiwa dan gundah gulananya hati ku.
Pada mu, ku bercerita
Tentang hari-hari esok yang tidak pasti.
Pada mu, ku bercerita
Tentang sedih, letih, perih, dan pedih ku,
menapaki perjalanan panjang medan juang ini.
(20/2/2019 , DINAS Syariah)



Berjalan dan Bermusafirlah, 
Melihat kebesaran Tuhan yang menciptakan alam, 
Alam yang tercipta hasil ibrah terkesan,
Hikmah dalam membina diri,
Hikmah dalam intropeksi diri, 
Namun, 
Semoga harapan menjadi kesan dan pesan buat diri. 


(21/2/2019, Coffee Cafe)



Dalam mencari Jiwa yang sunyi,
Aku menemukan Tuhan di bumi Aceh,
Yang tidak kutemukan di Malaysia,
Menjadi inti membina diri , 
Aku menemukan ibrah langsung dari Tuhan, 
Berbaki kurang 2 hari, 
Aku bakal merindui tempat ini. 

(22/2/2019, Helsenki Cafe)


Bertebaran manusia membanjiri Aceh, 
Satu Dua dihempas angin dan dibawa bayu,
Khayal, kaku melihat keindahan dunia,
Terbuai oleh awan, 
Termimpi akan ombak yang menghempas,
Mencari Tuhan dalam 14 hari, 
Berperang dengan tentera nyamuk dan hasutan mata yang mengantuk, 
Aku bertanya pada alam, 
Adakah ini yang dikatakan sebagai pengorbanan? 
Jika benar, 
Aku rela dihantar lebih 14 hari!

(23/2/2019 , Wisma Warek 3) 




Karya , 

Leftenan Aqilah ;)

Comments

Popular posts from this blog

Syair Perahu - Hamzah Fansuri ( Rangkap 1 - 5 )

MAKAM SYIAH KUALA

MERIAM LADA SECUPAK